Sabtu, 02 Juli 2011

Sepucuk Surat Cintaku untuk..


Pagi ini adalah hari dimana seharusnya aku melihat tawamu, senyumanmu, dan hangatnya kehadiranmu. Dimana kehadiranmu membuatku tak kuasa merekahkan senyum lebar, menitikan air mata, dan membuat hatiku berbunga- bunga.

Hari demi hari bayanganmu selalu lekat dan tak terlepas dari pikiranku, pagi, siang, malam, begitu terus hingga detik ini. Tapi, sekarang semua itu telah berlalu, cukup 6 tahun yang lalu aku bisa merasakannya. Aku kehilangan hangatnya kau disampingku, yang menyayangiku, yang melindungiku, yang menjagaku, yang selalu memberi semangat kapanpun apapun keadaanku.

Ingatkah kau dulu saat kau mengatakan
".. ga usah khawatir, bapak bakal cari biaya buat kamu sama mba buat belajar.. ".
Sepenggal kata yang hingga saat ini selalu ku ingat, dimana kau sangat sangat bekerja keras, membanting tulang demi kami anak- anakmu, demi masa depan kami, demi tercapainya cita- cita kami.

Dan pagi itu adalah hari yang tak pernah kulupakan sepanjang hidupku. Dimana suasana seketika berubah, langit yang biru mendadak menjadi mendung, perlahan hujan turun rintik- rintik, menderas dan menjadi badai. Semua itu berlangsung sangat cepat. Namun, aku tak kuasa jikalau semua itu tidak terjadi, aku tak kuasa melihat dirimu yang merapuh karena usiamu, aku tak kuasa melihat kau yang menahan lara didalam dirimu.

Sepucuk surat cintaku untukmu pak, semoga bisa mengobati rasa kangenku, walaupun banyak sekali cerita pengalamanku yang ingin aku sampaikan padamu tapi tak tergores di surat ini.

Mungkin ini semua yang terbaik, mungkin ini semua yang Rabb kehendaki dan semoga kau selalu dalam naungan dan perlindunganNya, serta diberikan tempat terbaik di sisiNya. Ya Rabb jagalah dia, orang yang selalu aku cintai setelah ibuku. Amin.


Mengenang,
Ayahanda tercinta
3 Juli 1952- 14 Mei 2005

Tidak ada komentar: