Menarik sekali tema kajian malam ini . Temanya adalah Muhammad.Seorang Idola.
Bener ya apa yang mereka bilang, saat ditanya siapa idola kita, pasti akan muncul nama2 yang sudah tidak asing lagi kita dengar, sebut saja pemain bola macem Christiano Ronaldo, sampai ke Ahli2 ilmu pengetahuan yang super terkenal . Apa itu salah ? Tentu tidak, siapa yang bilang itu salah. Mereka berprestasi kok, punya kelebihan masing2 juga. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari mereka. Tapi ada yang kurang , ada yang gak ada .
Berapa orang si yang mengidolakan Rasul Muhammad SAW ? Berapa banyak si yang berusaha mengidolakan beliau, tapi beberapa hari kemudian sudah lupa ? Ya memang susah (menurut saya), Beliau hidup 1400 tahun lalu , kita tidak ada satupun yang pernah melihat sosok Rasul , dan gambarnya tentu saja tidak boleh dibuat , karena itu haram. Tapi itu bukan masalah . Siapa sih Rasul ? Yok kita belajar lebih dekat dari beberapa kisah nya.
Seperti apa sosok Rasul ? Seperti apa rupanya ? Rasa penasaran inilah yang juga timbul pada hati seorang yahudi bernama Abdul Bin Salam, dan kemudian membuat nya repot2 pergi ke Mekkah , untuk sekedar menemui Rasul, ingin tau seperti apa wajah Rasul . Lalu dia datang pada Nabi Muhammad SAW, seorang muslim , musuh besar bangsa Yahudi . Saat bertemu dan memandang Muhammad SAW, yahudi itu berkata “Tidak ada dusta dalam wajahnya…” . Bukan main, itu seorang yahudi yang ngomong . Betapa damai nya wajah Rasul ya …
Lalu seperti apa si keseharian Rasul itu ? Mungkin sudah banyak yang tau, maka saya akan menulis beberapa yang tadi saya dengar dalam kajian.
Pernah suatu hari, Rasul ke pasar , lalu dia mendengar suara orang seperti menghardik. Dihampiri orang itu, ternyata dia adalah seorang yahudi , pengemis yang buta, dan dia memaki2 Rasul Muhammad SAW . Tapi apa yang terjadi, Rasul tidak marah , toh dia memaki Rasul, bukan Islam , bukan muslim . Dan dia buta, jadi tentu saja dia gak nyadar ada Rasul dekat situ .
Lalu apa yang dilakukan Muhammad SAW ? Disuruh nya duduk pengemis buta itu, lalu disuapkannya makanan . Pengemis itu merasa senang, dan tentu saja kenyang . Begitupun esok harinya , tiap Rasul ke pasar, Rasul menyuapkannya makanan yang dibawa Rasul dari rumah, dan tetap saja, si pengemis buta itu tidak tau kalau yang kasih makanan itu Rasul. Hari demi hari berlalu , pengemis itu seperti menantikan setiap hari orang yang menyuapkannya makanan, dan Rasul selalu melakukan itu setiap kali ia pergi ke pasar tersebut .
Hari demi hari, waktu demi waktu … Belum sempat pengemis tua itu tau siapa yang menyuapkannya makan, Kanjeng Nabi berpulang. Pengemis itu tidak tahu, ya mana dia tau, boro2 . Tau orang nya saja tidak, apalagi tau kalo orang nya sudah berpulang . Dia menunggu terus orang yang menyuapi nya , tidak pernah datang . Lalu kabar ini terdengar sampai ke telinga Abu Bakar As-Siddiq . Sungguh lembut hati Abu Bakar, beliau langsung pergi ke pasar, menyuapi pengemis buta itu.
“Apa ini, ini berbeda dengan makanan yang aku makan selama ini, kamu pasti bukan orang yang biasa!!!” Sahut si pengemis buta . Dia marah, dia kecewa , “Biasanya makanan yang disuapkan padaku dilembutkan terlebih dahulu, baru disuapkan kepadaku.” Maka pecahlah tangis Abu Bakar saat itu. Penuh kelembutan ia berkata , “Yang biasa menyuapimu selama ini adalah Rasul Muhammad SAW, dan beberapa hari lalu beliau meninggal. Ya aku orang yang berbeda dengan dia, karena dia begitu spesial dan begitu tidak terganti.”
Seketika itu, pecahlah tangis sang pengemis buta . Dia bingung, Muhammad, laki2 yang selama ini dia maki2 , ternyata adalah orang yang selalu ia tunggu setiap hari, untuk menyuapi makanan padanya . Dia bingung, dia ingin berterima kasih, dia ingin meminta maaf, dia ingin memeluk Rasul , tapi apa daya, Rasul telah pergi , jasadnya telah dikuburkan . Lalu pengemis itu bertanya kepada Abu Bakar, apakah aku masih bisa bersyahadat ? mungkin dengan syahadat, aku akan dapat berterima kasih pada Rasul, dan aku benar2 yakin dengan syahadatku.
Maka bersyahadatlah ia, syahadat yang benar2 tulus keluar dari hatinya , diiringi rasa rindu, rasa kehilangan terhadap sosok Kanjeng Nabi Muhammad SAW , yang begitu tulus melembutkan makanan dan menyuapi nya …
Itulah salah satu cerita rasul , dan dengan cerita itu, hati saya terketuk . Oh iya, itulah makna tulus, makna bermanfaat. Sudah saatnya kita punya idola balu, Rasul Muhammad SAW. Sudah saatnya kita meneladani sifatnya, bermanfaat bagi sekitar kita. Toh walau Rasul sudah berpulang, namanya tetap abadi, namanya tidak mati . Tetap ada , tetap disebut oleh umatnya . Terima kasih banyak ya Allah SWT, Kau menurunkan wakilmu yang begitu sempurna di dunia ini.
Tokyo, 1:46
Source:
lukmanprananto.wordpress.com/2012/04/13/kisah-kanjeng-nabi-muhammad-s-a-w-16/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar