Minggu, 11 November 2012

Perubahan (1)

Sedari dulu pengen cerita ttg beberapa hal salah satunya Kenapa Pake Jilbab?

Saya bukan berasal dari keluarga dg pendidikan&pengetahuan agama yg kuat (ikhwah), biasa saja. Singkat cerita, niat ini sudah tercetus saat kelas 2 SMA (sekitar tahun 2007-2008). Namun niat terurung karena blm ada dukungan dari keluarga. Dan Alhamdulillah terealisasi saat Semester Pendek pertama (2010) menjelang bulan Ramadhan.

Sejak SMA entah kenapa saya agak sedikit risih &MALU jika saya sedang menggenakan celana pendek& terangkat hingga atas lutut, tidak pernah menggenakan baju 'you can see' selain di rumah. Dan yg masih membekas hingga sekarang, paling tidak suka menggenakan baju 'fit body' atau yg membentuk tubuh, sehingga bagian dada, pinggul membentuk. Jujur sangat merasa Tidak NYAMAN. Sehingga ketika saya 'belum' pake jilbab saya seringnya menggenakan jeans yg dipadu dengan baju oblong/ longgar. Benar-benar style tomboy.

Di lingkungan kampus, saya pun sewaktu 'blm' berjilbab, bergaul dengan teman sejawat, cowo cewe, bukan dg ukhti-ukhti. Tapi NIAT ini mulai menguat dan bergejolak. Why? Bayangan MATI setiap hari membayangi, bukan cuma pas lg bengong, tapi sewaktu sendiri, saat dalam kegelapan (misal: mati lampu), atau setelah sholat. Mungkin bayangan MATI wajar, tp siapakah yg menjamin keselamatan kita? siapa yg bs menjamin kehidupan kita setelah MATI? Keluarga? bukan! Teman? bukan!Terus siapa? Ya, hanya Dzat yg menciptakan kita. Lebih ngerinya lagi saya sering bermimpi (tidak akan saya ceritakan, karena mimpi buruk dilarang diceritakan, ada hadistnya. Takut klo diceritakan akan menimbulkan fitnah).

Ya disinilah, jawaban untuk mempercepat menggenakan jilbab saya putuskan. Karena ingin merasakan kenyamanan, ridhonya. Awalnya bener- bener kepanasan, gerah. Tapi lama-lama NYAMAN, adem.  Jujur, jilbab pun msh sekedar pakai maksudnya jika dengan non mahrom tetep pakai,  tp masih banyak kekurangan. Misal pakai kerudung masih kelihatan rambut, leher dan telinga yg di dalam kerudung dan masih pakai celana yg ketat. Sila ini anda cari sendiri ilmunya. Karena pencarian jati diri lebih NGENA jika ada Niat mencarinya dari sendiri bukan disuruh. Walaupun sekarangpun saya belum sempurna, masih jauuuuh sekali dari kesempurnaan, dan sedang dan akan terus belajar utk memperbaiki diri lebih baik dan lebih baik lagi.

Maaf saya agak kurang srek dengan orang yg buka tutup (bukan yg lagi latihan pakai ya ini special case). Buka tutup seenaknya. Itu membuat saya menyayangkan perbuatan yang justru menggoyahkan niat saya saat itu. Kenapa? Saat itu saya dalam transisi ingin menggunakan jilbab. Takut kalu ada ragu yg terselip.
Tapi dari situ, saya punya niat& cita, saya tidak ingin seperti mereka yg pakai kerudung (bukan jilbab) yg bongkar pasang, yg kalo pakai kerudung poni, yg pakai kerudung masih terjulur rambutnya seperti ekor kuda. Dalam hati : "saya GA mau seperti mereka jika saya pakai jilbab nanti!"

Dan... Saat menjelang ramadhan itulah, dengan dukungan teman sekitar& lingkungan yg mendukung. Berserta izin dari orang tua. Alhamdulillah saat itu ditemani beberapa teman CeMet pergi ke Tanah abang membeli +-1lusin kerudung dan beberapa kelengkapan lainnya. Terima kasih ya CeMet, smg jd pahala bwt kalian :'). Dan, cita- cita sewaktu masuk kuliah wktu sblm menggenakan jilbab: pakai rok utk kuliah. Sekarang sudah terwujud :)

Dan pasti ada yg heran ketika sekitar 1tahun setelah saya menggenakan jilbab (sekarang sudah sekitar 2 tahun lebih), kenapa didobel-dobel kerudungnya? karena saya MALU. kbp? karena dulu sempat pakai warna jilbab muda, dan ternyata rambut saya terlihat (nerawang). Dari situ saya jadi tidak NYAMAN kalau sedang pakai yg bukan warna gelap. Saat itulah coba pakai dobel kerudung, dan lambat laun jadi NYAMAN dan was-was kalo-kalo nerawang.

Terus kenapa kerudungnya jadi panjang? Gara- gara masuk rohis ya? Bukan! lagi-lagi saya merasakan keNYAMANAN ketika sudah membiasakannya. Bukan karena sekarang saya punya teman ukhti-ukhti dan masuk Rohis. Dan sewaktu saya dalam proses lebih memanjangkan/mengulurkan kerudung, saya sering dipanggil dengan panggilan Ukhti, enta kenapa awalnya jadi beban. Karena saya masih jauuuuuuh sekali kalau dipanggil dengan sebutan itu. Tapi lambat laun menjadi motivasi&doa (terima kasih atas doanya kawan :') ) memacu saya untuk memperbaiki diri lagi, setidaknya walaupun belum jadi ukhti-ukhti, setidaknya contoh baik dari para ukhti dapat saya contoh. Misal membiasakan tilawah, datang kajian, dll. Salahkah seorang hamba ingin mendekatkan dirinya dengan Dzat Pencipta?Wallahu'alam

Yang perlu jadi catatan, bukan saya sok suci, sok idealis, sok benar, saya hanya ingin memperbaiki diri saya. Bukan dengan menJUDGE orang ini salah itu salah. Tapi kembali ini menjadi catatan utk saya pribadi.
Kunci perubahan (1) saya Ingat MATI, MALU da NYAMAN. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Kebaikan datangnya dari Allah semata, jika ada kesalahan datangnya dari saya pribadi.

Perubahan (2) segera hadir! :)

Tidak ada komentar: