Pada hari ketiga ini tak banyak yang kami lakukan, pada siang hingga sore hari kami berencana untuk jalan- jalan menyusuri padang pasir yang dikelilingi perbukitan di daerah Bromo. Sekitar pukul 11.00-11.30 kami menuju puncakan suatu bukit kecil dari sinilah kami bisa memandang bukit Batok yang berada di samping depan gunung Bromo dengan amat jelas. Beratapkan langit yang biru dan teriknya matahari kami berteduh di suatu bangku yang dibuat oleh warga sekitas di bawah suatu pohon, iseng sambil menikmati pemandangan kami menyanyi "Dipucuk pohon cemara.. burung kutilang berbunyi.. bersiul-siul sepanjang hari dengan tak jemu- jemu.."
Siang menuju sore kami berjalan menyusuri hamparan berton-ton pasir hitam berdebu, menyusuri pasak- pasak beton yang kadang kami berbelok dari seharusnya, dan sampailah kami bertemu dengan kali mati, dengan relief tanah yang amat menakjubkan. Di sinilah kami banyak mengabadikan keindahan alam, menulis di bentangan papan tulis alam berpasir, dan jejak kaki yang tertinggal sewaktu kami menapakinya.
Salah satu teman kami sangat antusias untuk melihat pura yang ada ditengah padang pasir ini, ya pura ini titik terakhir kami untuk kembali lagi keatas menuju penginapan. Sekitar pukul 16 memutuskan untuk kembali dan tak lupa saya mengabadikan hal- hal tertentu saat sunset berlangsung. Selagi kami naik ditepian jalan kami menemukan pohon tumbang yang sekaligus berfungsi sebagai shelter, disinilah kami beristirahat sejenak, dan bertemulah kami dengan bule asal Ceko dan kami berfoto bersama (foto lupa naroh dimana,haha). Pukul 17.20 kami lanjutkan ke penginapan. Malam harinya kami memasak. Kebetulan giliran saya dan Ade yang memasak, tak jarang di bantu oleh Inez. Dibawah sinar rembulan dan dinginnya angin malam yang menyerebak kulit akhirnya makan malam kami siap pada pukul 9 malam, dan 2 diantara kami sudah terlelap tidur.
Cemoro lawang- Panjakan 1
Esok harinya (31/8) kami pada pukul 3 pagi bersiap untuk menuju spot Pananjakan 1 menggunakan Jeep. Berangkat pukul 03.44 dan sampailah ditempat pukul 04.50. Diluar perkiraan, ditempat ini penuh sesak dengan wisatawan asing maupun lokal yang bersiap untuk mengabadikan momen sunrise.
Daaaaan.... Subhanallah sangat indah, bahkan ketika difoto bak lukisan raksasa yang dipasang oleh Sang Kuasa. Hal paling menyenangkan ketika kami sibuk mengabadikan dengan tulisan- tulisan yang kami sengaja bawa saat sunrise, salah satu bule yang heran dengan 'kelakuan' kami yaitu Petsi dan Mathew pasangan dari US.
Panjakan 1- Puncak Bromo dan kawah
Pukul 06.10 kami menuju Bromo. Tak seperti ketika kami di pananjakan 1 dimana kami melihat hamparan es di puncak gunung Batok, kali ini sepanjang jalan kami turun menuju gunung Bromo, jalan yang kami lalui berserakan es serut terbayang seperti sedang di luar negeri (agak lebay). Dan menurut informasi warga lokal, hal ini memang sering ditemui ketika sedang musim kering pada bulan Agustus- September. Pukul 06. 30 sampailah kami di parkiran Jeep, dan kami memulai perjalanan menuju kawah Bromo, tak menyangka bahwa bentangan pasir menuju tangga Bromo pun seperti dibubuhi es, sehingga saya pribadipun bingung saking dingin berasa dari badan hingga kaki. Sekitar pukul 07.30-08.00 kami mencapai puncak bromo dengan mendaki tanjankan berpasir dingin, banyak 'ranjau' kuda, kemudian menaiki ratusan anak tangga yang cukup melelahkan.
Yang berbeda dari mendaki kali ini, sensasi mendaki gunung kurang terasa, karena 'hanya' menaiki ratusan anak tangga dan tantangan yang kurang terasa, ceilaa. Tak berselang lama kami menuruni anak tangga dan kami berlari 'down hill' seperti bocah yang sedang asyik berkejar- kejaran, seperti wahana pasir yang sangat seru untuk dilalui. Sayangnya, ketika kami turun inilah camera pocket salah satu teman kami hilang dan tak ditemukan keberadaannya, entah jatuh terkubur atau sudah diambil oleh orang lain. Pukul 08.54 kami menuju penginapan, bebenah diri dan siap untuk menuju Probolinggo.
Pukul 09.50 kami meninggalkan cemoro lawang menggunakan elf menuju terminal bus Probolinggo. 11.20 kami makan siang disekitaran termial dan mencari motel yang dekat dekat terminal, karena nampaknya kami sudah terlalu siang menuju sore jika ingin berkeliling sekitar Probolinggo dan kamipun mencari penginapan dan taukah harga semalam hanya 60 ribu? 13.10 kami check in di motel Moro******* dan 16.44 kami dengan menggunakan angkot kuning biaya 3 ribu jalan- jalan menuju supermarket di pusat kota dan kami tidak mampir ke (benar- benar) pusat kotanya, 19.04 kami menuju penginapan dan memasak sepageti :D
Probolinggo- Surabaya
(1/9) Cukup pagi kami meninggalkan motel 04.12 kami check out dan menuju terminal bus, menggunakan bus ekomoni jurusan Surabaya (12 ribu) 04.22 kami meninggalkan Probolinggo. Disepanjang perjalanan saya penasaran terhadap dua gunung yang membentang di kanan kiri jalan yang kami lalui. Menurut informasi gunung tersebut adalah Arjuno-Welirang (sedikit tertarik untuk mencobanya lain kali :D ). Dan pada akhirnya saya dengan mata kepala sendiri melihat betapa tingginya tanggul di sepanjang jalan yang merupakan lokasi Lumpur Lapindo. Hanya bisa beristigfar dan mengelus dada ketika menyaksikan secara nyata. Pukul 06.50 sampailah di Bungurasih, Purabaya.
07.51 kami lanjutkan perjalanan menuju stasiun Gubeng dengan menggunakan bis kota (4 ribu) jurusan Gubeng.
Destinasi kami menuju Solo pun dimulai..
To be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar