Jumat, 25 Januari 2013

Sebuah Perjalanan Panjang ~Jelajah Jawa #1

Perjalanan panjang yang menuai banyak kisah yang sedikit banyak menjadi kenangan dan pengalaman. Perencanaan dari perjalanan ini berlangsung singkat dari ide yang spontan dan modal nekat dari dari seorang teman, bernama Ade.

Dimulai dengan membuat skenario perjalanan global dan keputusan cepat untuk membeli tiket kereta super murah (re: ekonomi). Kurang lebih kami membeli tiket tersebut 1 bulan sebelum keberangkatan, tepatnya bulan Juli akhir. Singkat cerita kami mengajak 2 orang lagi untuk bergabung pada perjalanan yang akan kami lakukan. For info, kami menggunakan rute kereta: Pasar Senen (Jkt)- Pasarturi (Sby), Gubeng (Sby)-Solo Jebres dan  Solo Jebres- Manggararai (Jkt).

The stories begin..

Depok- Jakarta
28 Agustus 2012. Perjalanan dimulai dengan menaiki KRL menuju Stasiun Pasar Senen. Kondisi biaya KRL saat ini masih di antara 6-7 ribu. Pada saat itu kami kurang memperhitungkan waktu dan jalur keberangkatan.  hal ini dikarenakan masih dalam suasana arus balik Lebaran, sehingga ada penutupan jalur KRL, shingga kami harus mencari jalur lain untuk mencapai Stasiun Pasar Senen dari Depok (UI). Dari st.UI kami harius beberapa kali nyasar, kami turun Manggarai lanjut Jatinegara dan turun di Sentiong, dan akhirnya naik angkot dan jalan kaki menuju Pasar Senen.

Jakarta- Surabaya
Kereta kami berangkat sekitar pukul 15.00. Perjalanan kami melewati jalur utara, sehingga nantinya kami melewati Tegal dan Semarang. Disela perjalanan kami ada hal yang sangat menarik. Di keheningan malam, ada seorang ibu yang heboh karena dompetnya hilang, dituturkan penumpang sekitar bahwa ada laki- laki yang mencurigakan yang berkeliaran sebelum kejadian. Beberapa jam kemudian, tertangkaplah orang yang tertuduh sebagai tersangka pencopetan, sebut saja X. Si X ini nampaknya kurang beruntung, karena setelah dia melancarkan aksinya, dengan tidak berfikir panjang dia masih berada di kereta hingga kereta kami sudah berada memasuki daerah Jawa Timur. Sehingga si X mudah untuk dilacak, tojokan dan sabetan ikat pinggang melayang ke sekujur tubuh dan kepalanya. Naasnya si X ini mukanya sudah hampir tak bisa dikenali saking babak belurnya dan badanyanpun sedikit banyak menampakan luka pukulan san cambukan serta mengukurkan darah, Astagfirullah. 

Beralih ke topik awal, kurang lebih kami telah menempu perjalanan selama 14 jam, tak hanya pegal, tapi mati gaya pun kami rasakan. Alhamdulillah, 29 Agustus 2012 sekitar pukul 06.04 kami tiba di Stasiun Pasarturi, Surabaya.



Surabaya- Probolinggo

Perjalanan kami tunda sebentar untuk rehat serta sarapan pagi di daerah sekitar stasiun setempat. Kemudian kami membeli sejumlah buah- buah dan sayuran untuk kami masak malam harinya di Pasar Turi, dimana letak pasar tepat di atas areal rel kereta yang masih aktif digunakan :O. Pukul 08.00 dari depan pasar Turi ini kami menuju Terminal Bungurasih, Purabaya menggunakan bus P15 dengan tarif Rp 10.000,-. Setelah kami sampai di terminal, kami mencari bus Patas AC tujuan Probolinggo, akan tetapi kami mendapatkan tujuan Malang. Perjalanan dimulai pukul 09.02, selama diperjalanan kami terjebak macet selama kurang lebih 1 jam, dan kami sampai di terminal Probolinggo pukul 12.00.

Ngadem dibawah pohon sambil nawar elf


Di Terminal Probolinggo inilah kami beristirahat siang, beberes, bersih- bersih badan, makan siang hingga mencari elf untuk menuju Cemoro Lawang. Sambil ngadem diwarung makan kami mencari elf. Untuk informasi elf yang menuju Cemoro Lawang menggunakan sistem penuh angkut, maksudnya kalau belum penuh penumpang, maka menunggu sampai penumpang mengisi selutuh bangku yang ada, jika tidak maka tarif akan semakin mahal. Misal kapasitas 8 orang, hitung 1 mobil Rp 300.000,-, maka tiap orang terkena tarif Rp 37.500,- sekali jalan. Jika kurang, maka Rp 300.00,- dibagi jumlah penumpang yang ada.

Dan perlu di ketahui bahwa, selain sekali jalan, ada 'agen' yang menawarkan paket khusus loh. Misal per orang Rp 200.000,- (Probolinggo- Cemoro Lawang PP, Cemoro Lawang- Pananjakan 1, Pananjakan 1- Bromo, dan Bromo- Cemoro Lawang). Kalau ingin ditambah ke Ranu pane atau padang sabana beda lagi ongkosnya, kata abangnya sih karena sangat jauh dan muter rutenya,haha.


Probolinggo- Cemorolawang
Disambut matahari menuju Cemoro lawang
 Selama diperjalanan menuju Cemoro lawang, kami disuguhkan pemandangan alam perbukitan yang amat indah. Sayang keindahan ini agak terganggu dengan jalan rusak yang berkelok- kelok. Tak jarang ketika sedang berada ditanjakan kami menahan nafas karena jalan yang bersebelahan dengan jurang.

15.44 kami tiba di Cemoro lawang dan melanjutkan mencari penginapan. Akhirnya karena merasa daerah ini sangat dingin kami meminta agar kami berempat berada dalam 1 kamar. Alhasil untuk 2 malam kami dikenai tarif Rp300.000,-.

Karena jadwal ke Penanjakan 1 pada hari ke 4 (31/8) maka kami iseng jalan- jalan untuk mengejar sunset dekat penginapan. 17.14 terlembat atau tidak inilah satu diantara foto yang terekam saat sunset sore ini.


To be continued...

Tidak ada komentar: